Kamis, 31 Maret 2016

PERMASALAHAN FEMINISME RADIKAL

Isu-isu perempuan yang selalu menjadi perbincangan hangat dalam masyarakat, perempuan yang selalu sebagai contoh entah baik ataupun buruk. Perempuanlah yang selalu menjadi subordinat sedangkan laki-laki selalu lebih dominan, sehingga laki-laki merasa dirinya itu berkuasa terhadap perempuan baik dalam hal produksi. Tubuh perempuanlah yang menyebabkan terjadinya penindasan ataubahkan pelecehan seksual, yang banyak terjadi di masyarakat atau bahkan di lingkungan sekolah saat ini. itu dikarnakan kelalaian perempuanlah yang memancing terjadinya hal ini seperti halnya saat bepergian hanya menggunakan celana pendek di atas lutut dan dengan baju yang tidak memperlihatkan sedikit dadanya. Hal inilah yang memicu laki-laki menjadi gelap mata untuk melakukan perbuatan yang tidak seharusnya di lakukan di ranah umum.
Dari banyaknya masalah ini maka timbullah feminis radikal yang menuntut kebebasan perempuan, penindasan terhadap perempuan terjadi akibat sistem patriarki. Halini terjadi dari pemikiran kaum laki-laki secara biologis maupun politis yang menganggap jika laki-laki lebih berkuasa dari pada perempuan, karena ada saat itu laki-lakilah yang lebih mendominasi di dalamnya. Selain itu tubuh perempuan merupakan objek utama penindasan oleh laki-laki terhadap perempuan, penguasaan fisik oleh laki-laki seperti hubungan seksual adalah bentuk dasar dari penindasan terhadap perempuan, karena perempuan biasanya melakukan hubungan seks atas dasar laki-laki yang menginginkan dan perempuan hanya melayani apa yang diinginkan oleh laki-laki. Olehkarena itu feminis radikal mempermasalahkan tubuh serta hak-hak reproduksi, seksualitas, relasi kuasa perempuan dan laki-laki.
Yang paling penting dari feminis radikal adalah dalam menghadapi laki-laki adalah dengan menghancurkan kekuasaan laki-laki yang tidak layak atas perempuan, pertama laki-laki harus menyadari bahwasanya perempuan tidak ditakdirkan untuk menjadi sosok yang pasif, seperti hanya laki-laki yang tidak secara alamiah menjadi sosok yang aktif. Selain itu perempuan juga mempunyai hak atas dirinya sendiri dan tubuhnya, reproduksi perempuan tidak seharusnya dikuasai sepenuhnya oleh laki-laki.
Contoh dari beberapa kasus pelecehan seksual yang menimpa perempuan di kalangan pelajar baik SD,SMP ataupun SMA. Dari sinilah muncul solusi bagi perempuan dalam ranah pendidikan, membuat beberapa sekolah memisahkan ruang kelas perempun dan juga laki-laki untuk meminimalisir adanya pelecehan seksual didalam ruang lingkup sekolah. Contohnya salah satu sekolah yang berada di kota Surabaya memberlakukan hal ini, sekolah di buat seperti sistem perpondokan dimana laki-laki dan perempuan dipisahkan dan di bekali oleh pendidikan agama yang kaut.

Dari sini akan timbul rasa aman pada perempuan dan akan terhindar oleh adanya penindasan dan juga kekerasan yang menimpa kaum perempuan. Sehingga perempuan akan secara leluasa mengeksplor kemampuannya di segala bidang yang dikuasainya, tanpa adanya pasungan dari laki-laki perempuan juga bisa melakukan pekerjaan yang dilakukan laki-laki, namun tidak dengan laki-laki yang tidak akan pernah bisa melakukan apa yang dikerjakan oleh perempuan, seperti halnya melahirkan menyusui dan lain-lain. Olehkarena itu perempuan berhak atas dirinya sendiri dan menentukan apa yang akan dilakukakan baik dalam hal produksi mauun seksualitas. 

1 komentar:

  1. Ada kutipan dari sebuah buku:".....misalnya Erin Pizzey dalam dokumentasi wawancara pada tayangan video youtube yang diberi judul: Feminism is a Terrorist in Organization (Terjemahan: Feminisme adalah teroris dalam organisasi)... bahwa feminisme yang diawali dengan pergerakan wanita, berubah menjadi sangat anarksi. Sedangkan, awal dari pergerakan feminis adalah pergerakan marxis, yakni para wanita yang berkolaborasi dengan politisi pria sayap kiri di Inggris, dan kemudian kelompok wanita ini menyatakan diri ‘cukup’ untuk bekerja bersama dengan para pria dan mereka kemudian membuat kelompok sendiri. Mereka muncul dari para akademia dan bukan bermunculan dari para wanita pekerja, mereka memiliki profesi sebagai dosen, juga mahasiswi, inilah yang menjadi formasi awal gerakan wanita.

    Salah satu contoh anarkisme feminis, yang mana para wartawati internasional menjadi feminis radikal, memiliki akses pada suatu kolom perihal wanita, mereka menebar kebencian, salah satunya dengan menulis artikel yang berjudul “Apakah semua pria adalah pemerkosa?” Mereka adalah kelompok marxis yang terdiri dari para wanita yang sangat terorganisasi, bahkan jika ada jurnalis pria yang membuat pernyataan yang menyudutkan mereka atau tidak disukai mereka, mereka akan melakukan sensor berita, bahkan orang-orang
    yang berseberangan dengan feminis akan mendapat segudang masalah. ..."Sumber: Awaken The Giant - Bangkitnya Revolusi Sosial Dunia. Sulianta, Feri. 2016.

    BalasHapus