Selasa, 05 April 2016

tugas metode etnografi



Nama                      :  Anita Widyasari
Nim                         :  2832133004
Dosen Pengampu    :  Akhol Firdaus, MPd
METODE ETNOGRAFI
BAB III
INFORMAN
Seorang Etnografer adalah pencari informasi tentang budaya dari seorang informan yang mempunyai pengetahuan umum dari kebudayaan itu.
Informan adalah seorang yang mendeskripsikan atau menceritakan secara berulang-ulang mengenai sebuah kebudayaan secara detail sehingga menghasilkan deskripsi kebudayaan yang sedang diteliti.
Biasanya etnografer pemula merasa jika berbicara dengan teman, kerabat atau dengan kawan di ruang lingkup perkuliahan itu lebih mudah, akan tetapi etnografer yang terampil dan pengalamannya sudah banyak mengatakan bahwasanya mencari narasumber dari ruang lingkup itu banyak timbul masalah atau kendala. Karena apa, teman atau kerabat kita saat mengobrol atau berbincang dengan mereka kita tidak menggunakan bahasa resmi ataupun bertanya dengan terus-menerus dan kadang orang yang kita beri pertanyaan itu merasa bahwasanya pertanyaan yang kita berikan itu tidak penting, tapi penting bagi seorang etnografer, dari situlah teman atau kerabat kita akan merasa jengkel dengan kita, sehingga kita tidak akan mendapat informasi yang jelas. Namun etnografer yang terampil biasanya akan mudah untuk bekerjasama dengan mereka, tetapi juga tidak menutup kemungkinan akan menimbulkan beberapa kesulitan tertentu.
KEKACAUAN DENGAN BEBERAPA PERAN ILMU SOSIAL
Selanjutnya kekacauan dengan beberapa peran ilmu sosial, ada beberapa peran yang berbeda dengan informan yang digunakan dalam ilmu sosial, yaitu :
Subjek
Penelitian ilmu sosial yang menggunakan subyek biasanya mempunyai tujuan tertentu yaitu menguji hipotesis. Subyek tidak mendefinisikan hal penting yang harus ditentukan oleh peneliti atau informan, subyek juga menguji beberapa hipotesis tertentu. Mungkin etnografer memulai penelitian dengan informan, tapi sebagai tugas etnografer itu sesuai. Informan menjadi subyek dan perubahan itu sulit diketahui oleh siapapun, dengan demikian etnografi dikacaukan dengan penelitian yang menguji hipotesis dan penelitian yang berorientasi pada masalah.
Responden
Responden adalah siapa saja yang menjawab beberapa daftar pertanyaan yang diajukan. Banyak orang menyamakan responden dengan informan, karena mereka tampak memberikan informasi dan menjawab pertanyaan mengenai kebudayaan mereka. Namun perbedaan penting antara kedua peran ini adalah bahasa yang digunakan mereka untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan survey. Responden hampir selalu menggunakan bahasa ilmuwan sosial sedangkan penelitian etnografis lebih pada bahasa yang digunakan informan.
Pelaku
Pelaku adalah seorang yang menjadi objek pengamatan dalam suatu seting alam.
BEBERAPA PRINSIP ETIKA
Seorang etnografer harus mempunyai etika yang baik pada informan, karena segala sesuatu yang dikehendaki etnografer tidak selalu sama dengan apa yang diinginkan informan. Ada beberapa prinsip etika yang diambil dari The American Anthropological Associationyang bisa dijadikan pegangan oleh etnografer, yaitu.
1.      Mempertimbangkan informan terlebih dahulu. Etnografer tidak boleh mengasumsikan bahwa kepentingan informan sama dengan kepentingan orang lain.  
contoh : perempuan yang bekerja di Bar, mereka bekerja di tempat itu pastilah mempunyai tujuan tertentu, namun banyak orang yang memandang dengan sebelah mata. Dari sinilah eetnografer harus melindungi kepentinganpribadi informan.
2.      Mengamankan hak-hak kepentingan dan sensitivitas informan. Sebagai seorang etnografer mempunyai tanggung jawab pada informan baik melindungi hak, kepentingan mereka bahkan sensitivitas mereka. Karenanya, belum tentu seorang informan mengetahui semua hak yang seharusnya ia peroleh juga.
3.      Menyampaikan tujuan penelitian. Informan mempunyai hak untuk mengetahui tujuan etnografer dalam melakukan studi ini apa.
4.      Melindungi privasi informan. Informan berhakmendapat perlindungan privasi seperti halnya pergantian nama, tempat, dll. Selain itu etnografer mempunyai beberapa peralatan sebagai pengumpulan data baik dalam bentuk kamera, tape recorder, dll. Informan boleh untuk menolaknya apabila merasa tidak nyaman.
5.      Jangan mengeksploitasi informan. Setiap etnografer mempunyai tanggung jawab menilai secara cermat yang bisa menjadi “imbalan yang adil” bagi informan. Karena tidak semua informan suka dengan apa yang dilakukan etnografer, sehingga etnografer harus pandai dalam membaca situasi. Kadang kala ada informan yang mau diberi uang dan kadang adapula yang tidak menyukainya. Karena seorang informan kadang mendapat manfaat ecara langsung dari hasil penelitian tersebut.
6.      Memberikan laporan kepada informan.
Menyampaikan tujuan dari penelitian, dan untuk apa hasil dari penelitian tersebut. Digunakan untuk publik ataupun hanya untuk arsip saja.
Beberapa prinsip etika yang diberikan dengan singkat ini tidak mencakup masalah-maslah yang akan muncul ketika kita melakukan penelitian. Seorang Etnografer mempunyai tanggung jawab sebagai keilmuan.




Catatan :        Saat melakukan penelitian kita akan terjun langsung dalam masyarakat yang menjadi tujuan kita. Namun kita tidak dengan mudah diterima dalam masyarakat tersebut, sehingga kita perlu mengetahui apa saja yang di perbolehkan dan apa saja yang tidak, kode budayalah yang menjadi kunci dari seorang Etnografer. Kehadiran kita juga tidak boleh menjadi usikan buat merekan dan juga ancaman untuk seorang informan.



KOLONIALISME/PASCAKOLONIALISME
BAB III
MENENTANG KOLONIALISME
Pan-Nasionalisme
Pemikiran anti kolonial tidak selalu menyamakan gagasan suatu ingatan atau pengalaman kultural bersama dengan bangsa sebagai suatu keutuhan geografis atau politis yang tersendiri. Dalam negritude (kata yang diciptakan oleh Aime Cesaire), bangsa itu memiliki makna lain yaitu suatu kesadaran budaya dan subyektivitas serta esensi spiritual bersama yang melingkupi pembagian bangsasebagai keutuhan politis.
Bagi Jean-Paul Sartre, negritude adalah fase historis tertentu dari kesadaran hitam, “suatu tahap lemah dari suatu perjalanan dialektis” yang akan dilangkahi dalam kesadaran atas masyarakat manusia tanpa rasisme”. Namun bagi Leopold Senghor, yang dianggap oleh banyak orang sebagai filsuf, negritude yang terpenting. Maka negritude tidak menentang penegasan kolonial bahwa ras itu sekaligus menandakan sifat-sifat luar dan dalam, atau hubungannya antara ras dan budaya.
Negritude sendiri adalah suatu  posisi reaktif dan meski demikian mencoba menciptakan suatu identitas hitam yang bebas dari noda kolonialisme. Seperti Cesaire, Senghor menggambarkan suatu dikotomi antara Afrika dan Eropa. Cesaire menunjukan bahwa mereka memakai kata “Negre” sebagai kata perlawanan, sebagai suatu “penegasan keras”.
Fanon sangat kritis terhadap gerakan negritude ini. Dia menyebutkan literaturnya sebagai “suatu tulisan yang keras, bergema dan berkobar yang secara keseluruhan membesarkan hati kekuasaan penjajah. Untuk menghadapi ini Fanon mengusulkan suatu “literatur nasional”. Suatu literatur pertempuran yang diarahkan kepada rakyat dalam pembentukan kesadaran nasional dan bertekad kepada perjuangan kemerdekaan nasional.
Maka baik bangsa maupun satu esensi rasial pan-nasional itu merupakan konsepsi-konsepsi yang bersaing, yang bagaimanapun telah membantu menggerakkan kesadaran anti kolonial. Namun mungkin terdapat suatu cara alternatif untuk berfikir tentang solidaritas-solidaritas dan hubungan transnasional. Maka gagasan tentang “Atlantik hitam” memperlihatkan kepada kita kelemahan bangsa maupun ras sebagai penanda istimewanya identitas kultural.
Sejarah yang ditelusuri oleh buku Gilroy dan Fryer bahwa mereka mengingatkan kita bahwasanya terdapat pertukaran-pertukaran politis dan intelektual antara berbagai gerakan dan individu-individu anti kolonial dan bahkan yang paling berakar dan paling tradisional dari semua ini dibentuk oleh sejarah sinkretis sehingga dengan segala retorika yang dipakai berbagai partisipan “nasionalisme” bukanlah lawan langsung dari pan-nasionalisme, juga “hibriditas” bukan kebalikan langsung dari “otentisitas”.

1 komentar:

  1. Casino site with free spins no deposit, welcome bonus
    Casino site with free spins no deposit, welcome bonus: No deposit bonus codes for luckyclub.live casinos. Free spins for all new players. Free slots. 1st deposit bonus. No deposit

    BalasHapus