Nama :
Anita Widyasari
Nim :
2832133004
Dosen Pengampu :
Akhol Firdaus, MPd
METODE ETNOGRAFI
BAB III
INFORMAN
Seorang
Etnografer adalah pencari informasi tentang budaya dari seorang informan yang
mempunyai pengetahuan umum dari kebudayaan itu.
Informan
adalah seorang yang mendeskripsikan atau menceritakan secara berulang-ulang
mengenai sebuah kebudayaan secara detail sehingga menghasilkan deskripsi
kebudayaan yang sedang diteliti.
Biasanya
etnografer pemula merasa jika berbicara dengan teman, kerabat atau dengan kawan
di ruang lingkup perkuliahan itu lebih mudah, akan tetapi etnografer yang
terampil dan pengalamannya sudah banyak mengatakan bahwasanya mencari
narasumber dari ruang lingkup itu banyak timbul masalah atau kendala. Karena apa,
teman atau kerabat kita saat mengobrol
atau berbincang dengan mereka kita tidak menggunakan
bahasa resmi ataupun bertanya dengan terus-menerus dan kadang orang yang kita
beri pertanyaan itu merasa bahwasanya pertanyaan yang kita berikan itu tidak
penting, tapi penting bagi seorang etnografer, dari situlah teman atau kerabat kita akan
merasa jengkel dengan kita, sehingga kita tidak akan mendapat informasi yang
jelas. Namun etnografer yang terampil biasanya akan mudah untuk bekerjasama
dengan mereka, tetapi juga tidak menutup kemungkinan akan menimbulkan beberapa
kesulitan tertentu.
KEKACAUAN
DENGAN BEBERAPA PERAN ILMU SOSIAL
Selanjutnya
kekacauan dengan beberapa peran ilmu sosial, ada beberapa peran yang berbeda
dengan informan yang digunakan dalam ilmu sosial, yaitu :
Subjek
Penelitian
ilmu sosial yang menggunakan subyek biasanya mempunyai tujuan tertentu yaitu
menguji hipotesis. Subyek tidak mendefinisikan hal penting yang harus
ditentukan oleh peneliti atau informan, subyek juga menguji beberapa hipotesis
tertentu. Mungkin etnografer memulai penelitian dengan informan, tapi sebagai
tugas etnografer itu sesuai. Informan menjadi subyek dan perubahan itu sulit
diketahui oleh siapapun, dengan demikian etnografi dikacaukan dengan penelitian
yang menguji hipotesis dan penelitian yang berorientasi pada masalah.
Responden
Responden
adalah siapa saja yang menjawab beberapa daftar pertanyaan yang diajukan.
Banyak orang menyamakan responden dengan informan, karena mereka tampak
memberikan informasi dan menjawab pertanyaan mengenai kebudayaan mereka. Namun
perbedaan penting antara kedua peran ini adalah bahasa yang digunakan mereka
untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan survey. Responden hampir selalu menggunakan
bahasa ilmuwan sosial sedangkan penelitian etnografis lebih pada bahasa yang
digunakan informan.
Pelaku
Pelaku adalah seorang yang menjadi objek pengamatan
dalam suatu seting alam.
BEBERAPA
PRINSIP ETIKA
Seorang
etnografer harus mempunyai etika yang baik pada informan, karena segala sesuatu
yang dikehendaki etnografer tidak selalu sama dengan apa yang diinginkan
informan. Ada beberapa prinsip etika yang diambil dari The American
Anthropological Associationyang bisa dijadikan pegangan oleh etnografer, yaitu.
1. Mempertimbangkan
informan terlebih dahulu. Etnografer tidak boleh mengasumsikan bahwa
kepentingan informan sama dengan kepentingan orang lain.
contoh
: perempuan yang bekerja di Bar, mereka bekerja di tempat itu pastilah
mempunyai tujuan tertentu, namun banyak orang yang memandang dengan sebelah
mata. Dari sinilah eetnografer harus melindungi kepentinganpribadi informan.
2. Mengamankan
hak-hak kepentingan dan sensitivitas informan. Sebagai seorang etnografer
mempunyai tanggung jawab pada informan baik melindungi hak, kepentingan mereka
bahkan sensitivitas mereka. Karenanya, belum tentu seorang informan mengetahui
semua hak yang seharusnya ia peroleh juga.
3. Menyampaikan
tujuan penelitian. Informan mempunyai hak untuk mengetahui tujuan etnografer
dalam melakukan studi ini apa.
4. Melindungi
privasi informan. Informan berhakmendapat perlindungan privasi seperti halnya
pergantian nama, tempat, dll. Selain itu etnografer mempunyai beberapa
peralatan sebagai pengumpulan data baik dalam bentuk kamera, tape recorder,
dll. Informan boleh untuk menolaknya apabila merasa tidak nyaman.
5. Jangan
mengeksploitasi informan. Setiap etnografer mempunyai tanggung jawab menilai
secara cermat yang bisa menjadi “imbalan yang adil” bagi informan. Karena tidak
semua informan suka dengan apa yang dilakukan etnografer, sehingga etnografer
harus pandai dalam membaca situasi. Kadang kala ada informan yang mau diberi
uang dan kadang adapula yang tidak menyukainya. Karena seorang informan kadang
mendapat manfaat ecara langsung dari hasil penelitian tersebut.
6. Memberikan
laporan kepada informan.
Menyampaikan
tujuan dari penelitian, dan untuk apa hasil dari penelitian tersebut. Digunakan
untuk publik ataupun hanya untuk arsip saja.
Beberapa prinsip etika yang diberikan dengan singkat
ini tidak mencakup masalah-maslah yang akan muncul ketika kita melakukan
penelitian. Seorang Etnografer mempunyai tanggung jawab sebagai keilmuan.
Catatan
: Saat melakukan penelitian kita
akan terjun langsung dalam masyarakat yang menjadi tujuan kita. Namun kita
tidak dengan mudah diterima dalam masyarakat tersebut, sehingga kita perlu
mengetahui apa saja yang di perbolehkan dan apa saja yang tidak, kode budayalah
yang menjadi kunci dari seorang Etnografer. Kehadiran kita juga tidak boleh
menjadi usikan buat merekan dan juga ancaman untuk seorang informan.
KOLONIALISME/PASCAKOLONIALISME
BAB III
MENENTANG
KOLONIALISME
Pan-Nasionalisme
Pemikiran
anti kolonial tidak selalu menyamakan gagasan suatu ingatan atau pengalaman
kultural bersama dengan bangsa sebagai suatu keutuhan geografis atau politis yang
tersendiri. Dalam negritude (kata yang diciptakan oleh Aime Cesaire), bangsa
itu memiliki makna lain yaitu suatu kesadaran budaya dan subyektivitas serta
esensi spiritual bersama yang melingkupi pembagian bangsasebagai keutuhan
politis.
Bagi
Jean-Paul Sartre, negritude adalah fase historis tertentu dari kesadaran hitam,
“suatu tahap lemah dari suatu perjalanan dialektis” yang akan dilangkahi dalam
kesadaran atas masyarakat manusia tanpa rasisme”. Namun bagi Leopold Senghor,
yang dianggap oleh banyak orang sebagai filsuf, negritude yang terpenting. Maka
negritude tidak menentang penegasan kolonial bahwa ras itu sekaligus menandakan
sifat-sifat luar dan dalam, atau hubungannya antara ras dan budaya.
Negritude
sendiri adalah suatu posisi reaktif dan
meski demikian mencoba menciptakan suatu identitas hitam yang bebas dari noda
kolonialisme. Seperti Cesaire, Senghor menggambarkan suatu dikotomi antara
Afrika dan Eropa. Cesaire menunjukan bahwa mereka memakai kata “Negre” sebagai
kata perlawanan, sebagai suatu “penegasan keras”.
Fanon
sangat kritis terhadap gerakan negritude ini. Dia menyebutkan literaturnya
sebagai “suatu tulisan yang keras, bergema dan berkobar yang secara keseluruhan
membesarkan hati kekuasaan penjajah. Untuk menghadapi ini Fanon mengusulkan
suatu “literatur nasional”. Suatu literatur pertempuran yang diarahkan kepada
rakyat dalam pembentukan kesadaran nasional dan bertekad kepada perjuangan
kemerdekaan nasional.
Maka
baik bangsa maupun satu esensi rasial pan-nasional itu merupakan
konsepsi-konsepsi yang bersaing, yang bagaimanapun telah membantu menggerakkan
kesadaran anti kolonial. Namun mungkin terdapat suatu cara alternatif untuk
berfikir tentang solidaritas-solidaritas dan hubungan transnasional. Maka
gagasan tentang “Atlantik hitam” memperlihatkan kepada kita kelemahan bangsa
maupun ras sebagai penanda istimewanya identitas kultural.
Sejarah
yang ditelusuri oleh buku Gilroy dan Fryer bahwa mereka mengingatkan kita
bahwasanya terdapat pertukaran-pertukaran politis dan intelektual antara
berbagai gerakan dan individu-individu anti kolonial dan bahkan yang paling
berakar dan paling tradisional dari semua ini dibentuk oleh sejarah sinkretis
sehingga dengan segala retorika yang dipakai berbagai partisipan “nasionalisme”
bukanlah lawan langsung dari pan-nasionalisme, juga “hibriditas” bukan
kebalikan langsung dari “otentisitas”.
Casino site with free spins no deposit, welcome bonus
BalasHapusCasino site with free spins no deposit, welcome bonus: No deposit bonus codes for luckyclub.live casinos. Free spins for all new players. Free slots. 1st deposit bonus. No deposit